Harga Anjlok, Perwakilan Petani Sawit di Bengkulu Temui Gubernur Rohidin

247

Bengkulu,factual.co-Terpuruknya dan anjloknya harga Tanda Buah Segar (TBS) sawit saat ini tidak hanya terjadi di beberapa daerah di tanah air, juga terjadi di Bengkulu.

Harga sawit di Bengkulu Tengah, para pengepul atau toke hanya membeli sawit rakyat 600-700 rupiah perkilogram. Sedangkan pihak pabrik membeli kepada toke dan pengepul hanya 980 rupiah perkilo.

Rosi (43), petani sawit di Bengkulu Tengah seperti dilansir factual.co beberapa hari lalu mengatakan,para petani sawit di daerahnya sangat terpukul karena tidak sesuai dengan biaya pupuk, racun dan biaya lainnya. “ Apalagi tahun ajaran baru anak mau masuk sekolah, dan butuh uang. Sedangkan pendapatan menjual buah sawit tidak mencukupi,”katanya.

Senada dengan Nova(40)warga Kecamatan Talo, Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu, harga sawit yang ia jual tidak sepadan biaya yang dikeluarkan.” Harga sawit yang ditentukan toke(pengepul) berkisar 600 rupiah perkilo.” Dengan harga tersebut, habis untuk upah angkut dan biaya lainnya. Nanggung nian petani sawit kini. Apalagi unutk kebutuhan anak sekolah. Juga kini kebutuhan lainnya juga naik, sedangkan masyarakat hanya mengandalkan hasil sawit,” tegas Nova.

Bahkan menurut Nova kepada factual.co,dengan harga sawit melorot, para toke di daerahnya akan stop dulu membeli sawit dari petani di desanya. Untuk itu Nova dan para petani di Kecamatan Talo di daerahnya berharap kepada pemerintah dapat mencari apa sebenarnya yang terjadi hingga melorotnya harga sawit. Padahal Presiden Jokowi belum lama ini telah membuka keran ekspor sawit, namun harga sawit sangat memprihatinkan kehidupan para petani sawit saat ini.

Anjloknya harga sawit di daerah ini, perwakilan petani sawit dari Kecamatan Ulok Kupai dan Kecamatan Napal Putih Bengkulu Utara menemuhi Gubernur Bengkulu Rohidin Mersya, kemarin 24 Juni 2022.

Kepala Suku Pekal Marga Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara, Zamhari AS mengatakan, dimana perwakilan petani sawit Kabupaten Bengkulu Utara, untuk menyampaikan terkait anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang tidak sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah beberapa waktu lalu.

Dikatakan Zamhari, saat ini harga sawit semakin turun, termasuk di tingkat petani yang semakin jauh dari harga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pihak pabrik membeli TBS sawit harga 970 rupiah per kilogram. Sedangkan petani menerima hasil penjualan hanya 300 rupiah per kilogram.

Selain itu, perusahaan sawit juga membuat kebijakan pembatasan pembelian sawit berdasarkan jumlah kendaraan. Kendaraan truk hanya 50 per harinya, dan mobil kecil 30 per harinya.

Menurut dia, rendahnya pendapatan yang diterima petani disebabkan karena biaya angkut, upah panen dan lainnya. Ditambah lagi, pihak pabrik juga membatasi kuota kendaraan yang masuk.

Untuk diketahui Gubernur Rohidin Mersyah belum lama ini telah mengeluarkan edaran penetapan harga sawit sesuai kesepakatan. Dalam pertemuan antara Pemprov dana pihak pabrik kala itu, telah disepakati penentapan harga sawit, namun hal ini belum terealisasi.

“Situasi ini memang sudah permasalahan nasional, di mana kebijakan presiden pada waktu harga minyak goreng tinggi. Sehingga, ekspor bahan baku minyak goreng hingga CPO ditutup namun ternyata harganya tetap tinggi. Dan akhirnya terjadi pergantian menteri dan ada beberapa pejabat yang diperiksa aparat,” kata Gubernur Rohidin Mersyah.

Ia minta masyarakat untuk tidak anarkis menanggapi permasalahan ini. Gubernur Rohidin akan memanta terus perkembangan harga sawit di daerah ini. (yrz)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.