PWI Provinsi Lampung Menggelar workshop Peningkatan Kompetensi Wartawan Oleh PWI Lampung.

526

Faktualmedia.co – Lampung Selatan – PWI Provinsi Lampung menggelar workshop dengan materi peningkatan kompetensi wartawan,
Suasana pembukaan workshop peningkatan kompetensi wartawan oleh PWI Lampung.
Kegiatan yang berlangsung di Balai Wartawan Hi Solfian Ahmad itu akan dibuka Ketua PWI Lampung Supriyadi Alfian.
Sabtu (21-12-2019).

Workshop tersebut dihadiri seluruh anggota dan jajaran pengurus PWI kabupaten/kota Se-Provinsi Lampung.

Dijadwalkan workshop itu akan diisi sejumlah pemateri. Antara lain: Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Lampung A Chrisna Putra.

Kemudian, Ketua Dewan Kehormatan PWI Lampung Iskandar Zulkarnain, Wakil Ketua Bidang Organisasi Zahdi Basran. Lalu, Wakil Sekretaris PWI Lampung M Furqon, Wakil Ketua Bidang Pendidikan Wirahadikusumah. 

Ketua PWI Lampung Supriyadi Alfian saat membuka workshop penguatan wartawan. Ia berharap melalui workshop penguatan kompetensi wartawan mampu meningkatkan integritas.

Menurut Supriyadi, kompetensi wartawan sangat penting. Sehingga, diharapkan wartawan bisa terus meningkatkan integritasnya.

“Karena wartawan itu dinilai dari karya jurnalistiknya. Jadi bukan dinilai dari sikap kita di lapangan,” kata Bang Yadi -sapaa akrabnya- saat membuka Worokshop Penguatan Kompetensi Wartawa.

Karena itu, melalui worksho tersebut, Bang Yadi berharap wartawan terus meningkatkan kompetensi dan integritasnya dalam menghasilkan karya jurnalistik.

“Selain untuk silaturahmi kita, saya harap kegiatan hari ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk terus belajar dan belajar,” harapnya.

Selain itu, dia juga berharap PWI kabupaten/kota menyusun program yang selaras. “Karena wartawan yang ada di kabupaten/kota kebanyakan tidak selaras dengan program yang ada,” jelasnya.

Menurut Bang Yadi, PWI yang ada di kabupaten/kota dalam menciptakan program, jangan tergantung dengan anggaran. “PWI di daerah harus berinovasi dengan program-program nyata, misalnya bisa kerjasama dengan stakeholder setempat,” ujarnya.

Ketua Dewan Kehormatan PWI Lampung Iskandar Zulkarnain mengimbau wartawan harus tetap menjaga integritas profesi.

Sehingga, Iskandar menyebut wartawan bisa menghasilkan pemberitaan yang baik dan berimbang.

“Kita harus menjaga integritas profesi wartawan, meski sedang buntu (tidak punya uang), profesi kita jangan sampai digadaikan,” pesan Iskandar saat Workshop Penguatan Kompetensi Wartawan,

Menurut IKZ -sapaan akrabnya-, ada empat poin penting yang harus dipenuhi untuk menjaga integritas: jujur, adil, arif dan terpercaya.

Dia menjelaskan wartawan harus jujur dalam menulis berita. Jangan sampai menghasilkan berita-berita bohong (hoax).

Kemudian, wartawan harus adil. Maksudnya, berita yang diberitakan harus berimbang. Jangan sampai berita yang dihasilkan justru cenderung ke salah satu pihak.

Lalu, wartawan juga harus arif dalam menentukan sudut pandang suatu pemberitaan. Terakhir terpercaya. Maksudnya berita yang dihasilkan harus membuat masyarakat merasa percaya dengan media masing-masing.

“Jadi keempat itu harus dipenuhi oleh wartawan dalam menjaga integritas: Jujur, adil, arif dan terpercaya,” ujarnya.

Dia mengimbau jangan sampai wartawan menggadaikan profesinya dan tidak menjaga integritas dan kode etik jurnalistik.

“Kenapa integritas penting dijaga, Karena penyimpangan perilaku wartawan masih sering terjadi, khususnya di Lampung,” terangnya.

Dia juga menyesalkan banyaknya pemberitaan yang tidak terkonfirmasi, sehingga menghasilkan pemberitaan yang tendensius.

“Jangan sampai berita kita menyakiti pihak tertentu, karena tidak memperhatikan kode etik pemberitaan” ujarnya

Wakil Sekretaris PWI Lampung M Furqon.
Memaparkan , Maraknya media massa yang tidak terverifikasi bakal memicu kepercayaan publik menurun. PWI dan organisasi wartawan diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut.

Sekretaris PWI Lampung M Furqon menyebut saat ini banyak sekali media massa di Indonesia. Khususnya, media online.

“Berdasarkan data ada 47 ribu, media. Tapi hanya 2.700 yang terverifikasi,” kata Furqon dalam workshop Penguatan Kompetensi Wartawan,

Dia menjelaskan dengan maraknya media-media di Indonesia, tentu sangat menguntungkan masyarakat, karena mudah mendapatkan informasi.

Meski demikian, dia menyebut banyak juga dampak negatifnya. Antara lain: maraknya berita bohong (hoax) dan fitnah.

“Tidak menutup kemungkinan, kepercayaan masyarakat terhadap media pun akan berkurang, dengan maraknya media-media yang tak terverifikasi,” ujarnya.

Sehingga, dia berharap PWI dan organisasi wartawan lainnya harus menyikapi dengan serius permasalahan tersebut.

“Jangan sampai, kita 2.700 media terverifikasi ini kalah dengan 47 ribu. Sehingga, harus disikapi dengan serius,” tegasnya.

Bahkan, di Lampung lebih dari seratus media siber bermunculan, tetapi tidak seluruhnya yang terverifikasi.

Tantangan itu tentunya harus dihadapi, jika tidak maka masyarakat akan bingung dengan pemberitaan yang ada.

Terlebih lagi, pers merupakan pilar keempat demokrasi. “Jangan sampai kepercayaan masyarakat terhadap media itu berkurang,” ujarnya.

Selain itu, sebagai fungsi media pendidikan yakni mendistribusikan pengetahuan kepada masyarakat, serta sebagai sarana hiburan dengan pemberitaan yang menghibur.

Memberi pembekalan tentang penulisan berita, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung mengingatkan untuk lebih memahami informasi terkait kerja jurnalistik.

Hal itu disampaikan Wakil Kepala Bidang Pendidikan PWI Provinsi Lampung Wirahadikusumah pada workshop penguatan kompetensi wartawan di Sekretariat PWI Lampung Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Bandarlampung,

“Apabila tidak mengerti dalam penulisan berita maka sama saja menjadi bala’ (bencana) bagi wartawan,” ujar Wira.

Dia menjelaskan, kebanyakan kesalahan wartawan dalam menulis berita adalah tidak mendalam isinya. “Selain itu, miskin data, fotonya jelek, dan hanya mengandalkan rilis,” ujarnya.

Menurut Wira, kalau cara kerja wartawan seperti itu, sama saja membuat malas wartawan. “Menjadi wartawan itu harus yang berbeda, kebanyakan wartawan beritanya sama dengan yang lain,” kata dia.

Jadi, wartawan juga harus pandai mencari angle atau sudut pandang berita berdasarkan hasil kerja jurnalistiknya.

Dia juga menambahkan, membuat berita tidak harus berita penting, tetapi yang terpentik harus menarik. “Karena banyak yang viral itu adalah berita menarik,” kata dia.

Selain itu, liputan juga harus menembus batas, karena harus berbeda dengan berita media lain. “Persaingan media sekarang sangat sengit, sehingga harus punya sesuatu yang berbeda dari media lain,” paparnya.
( Sam )

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.