Faktualmedia.co
Faktualmedia.co, Lampung Selatan –Kepala UPT Puskesmas Katibung, Herman Triwuryanto, SK M, MM. Membantah tidak adanya pelayanan ketika Ety warga sukajaya kecamatan Katibung, yang hendak melahirkan yang disebabkan tidak adanya perawat yang berjaga di puskemas tersebut.
” Pada malam sabtu ada dua petugas yang berjaga, perawat Anda dan bidan Marlena, bagai mana mungkin institusi saya itu kosong sedangkan malamnya itu ada pasien melahirkan, akan melahirkan dan di RANAP, bagaimana dengan pasien seandainya petugas tidak ada , standarnya petugas kami pada pukul 07.30 menjalani memberikan obat keliling pasti mereka menyaksikan disitu ada petugas, ” ucap Herman saat dikonfirmasi via telpon selulernya,Senin(1/6/2020).
” Yang kedua ada pasien yang di Ranap tiga orang, kalau nggak ada petugas logika nya gimana mas, “tambahnya.
Di jelaskan Herman, Di puskesmas Ranap katibung memiliki tiga pintu, satu pintu ditutup, yang kedua pintu menuju ruang poli tempat orang berobat dan ketiga pintu menuju UGD.
” Pasien (Ety) datang pertama itu mereka tidak masuk, tapi datang yang kedua memang benar, dilihat oleh petugas kami. Itu lah yang di akui petugas kami, waktu itu detik detik operan atau ganti shif, kalau kata mereka datang kedua jam 9:00, disitu sudah ada beberapa dokter dan petugas lain nya mas “ujarnya.
” Karena mendengar kabar bidan Silda sudah ada ditempat, keluarga pasien memutuskan kembali ke bidan, tapi perlu saya tegaskan sebelum kesana pasien telah dipasang infus, dan yang masangnya perawat kami bernama Anda , bukan Zando supir ambulance,” tegasnya.itu menurut Herman
Lain halnya menurut Rohman dipanggil-panggil petugas medis di puskesmas rawat inap katibung,tidak keluar, kamipun memutuskan membawa pasien kerumah bersalin yang ada dibandar lampung, Namun saat diperjalanan Ety yang sejak sabtu pagi sekitar pukul 07:00wib tengah mengalami kontraksi akhirnya melahirkan didalam mobil di perjalanan perbatasan Desa Babatan dan Tarahan saat menuju bandar lampung, karena sudah lahir di dalam mobil ke Bandar Lampung masih jauh kami putuskan balik arah ke puskesmas lagi karena kami pikir kalau jam 9 pagi masa belum datang juga petugas nya
” Kami balik lagi kepuskesmas, sesampainya disana langsung ke ruang UGD, sekitar pukul setengah 09:00, ada keluarga pasien yang di rawat menyampaikan Kepada saya coba lihat di ruang piket kayak nya ada petugas , di sana ada petugas laki laki lalu kami minta tolong dan nanya mana bidan- mana bidan, kata petugas bidan sedang dalam perjalanan, kami tunggu beberapa saat nampaknya belum juga datang ” turur rohman penuh rasa cemas
” karena melihat darah di muka cucu saya dah mulai kering dan sang ibu dah mulai pucat , kami memutuskan untuk di bawa ke rumah bidan yang pertama kami datangi tadi, karena kami mendengar informasi bidan dah ada di rumah, namun sebelum kami ke rumah bidan , sang ibu di pasang impus terlebih dahulu oleh petugas puskes ketibung dan petugas tesebut mengatakan sebentar lagi perawatnya datang, lagi didalam perjalan ,”Ucap Rohman menirukan petugas tarsebut.
Tidak ada kesimpulan kami langsung ke bidan silda
Sesampainya di rumah bidan, masih kata rohman, pasien ( bayi dan ibunya) langsung ditangani oleh bidan, untuk dilakukan pemotongan tali pusar dan dimandikan. setelah beristirahat kurang lebih selama 3 jam dan melihat keadaan bayi dan ibunya telah sehat, sekitar pukul 13:15wib, bidan mengizinkan pulang.
Menurut Herman mengenai pembayaran, setelah melakukan klarifikasi, ternyata Bidan Silda tidak pernah memberikan kwitansi pembayaran kepada pasien. Hanya menyampaikan tarif normal pasien umum melahirkan, yakni senilai Rp1.500.000. Biaya tersebut merupakan paket yang meliputi perawatan bersalin, perlengkapan bayi, akte kelahiran dan lainnya.
“Untuk diketahui, Bidan Silda adalah merupakan bidan praktek mandiri. Artinya, sudah hak-nya jika ia menawarkan paket tersebut. Tapi, jika memang pasien memiliki BPJS dan melahirkan normal di Faskes, maka tidak diperkenankan bidan mengklaim lebih dari Rp700 ribu, terkecuali adanya surat keterengan bahwa telah disetujui pihak suami atau keluarga pasien yang ditandatangani. Namun, dalam kasus ini, pasien ternyata tidak melahirkan di Faseks, jadi untuk biayanya tidak bisa di klaim di BPJS,”terangnya.
Herman juga menegaskan, bahwa hingga saat ini Bidan Silda belum pernah memungut biaya dari pasien.
“Saat kami tegaskan kepada Bidan Silda, dia mengaku bahwa belum menerima uang sepeserpun dari pasien maupun keluarga pasien,” ucapnya.
Herman mengatakan lagi terus mengutus kepala ruangan Azen atas nama Puskesmas dan KUPTD mendatangi keluarganya pasien untuk meluruskan kalau ada kesalahpahaman setidaknya kalau ada yang kurang dalam pelayanan.
jawaban pihak keluarganya mengatakan tidak apa-apa,” kata Herman
Setelah konfirmasi dengan kepala KUPTD Herman lalu wartawan faktualmedia.co, konfirmasi ulang kepada Rohman bapak dari ibu yang melahirkan, menanyakan kedatangan utusan pihak Puskesmas, ke rumah Nya
Rohman membenarkan petugas-petugas dari Puskesmas rawat inap kidul pardasuka datang ke rumahnya untuk meminta maaf atas kelalaian petugas tenaga medis di Puskesmas pada saat jam kerja, karena ada kekosongan petugas, ini bukan faktor sengaja. Dan pihak Puskesmas mengakui pada saat itu Puskesmas kosong tidak ada petugas, kedua mereka mohon minta diredam permasalahan ini, saya jawab gak masalah yang penting anak dan cucu saya selamat,” Ucap Harman melalui sambungan telepon genggamnya
Lalu Rohman mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Bidan Desa Sukajaya ibu Erni sudah datang kerumah memberikan suntikan dan obat-obatan tambahan kepada anak saya yang baru melahirkan,” Tutupnya .( Sam )