Faktualmedia.co
Lampung Tengah, FAKTUAL – Pemerirntah Lampung Tengah (Lamteng) akan merehab dan membangun 34 balai adat di daerah itu. Bupati setempat, Mustafa meresmikan Gedung Sesat Agung Mergo Unyie, Gunungsugih, Jumat (22/12).
Pada kesempatan itu Mustafa sempat diarak para tokoh adat diiringi tradisi adat Lampung yang disebut nyambuk temui, menyambut dan menghantarkan raja di atas raja ke Sesat Agung.
Dengan menggelontorkan anggaran Rp 11,5 miliar, pemkab merehab rumah adat dari sembilan kebuayan di 13 kecamatan di Lampung Tengah, sebagai upaya menjaga eksistensi kebudayaan Lampung.
Menurut Mustafa, dari anggaran Rp 11,5 milliar, masing-masing balai adat menerima kucuran dana Rp 150 juta hingga Rp 1 miliar untuk rehab.
Bantuan tersebut disalurkan untuk 13 kecamatan, Padangratu, Gunungsugih, Terbanggibesar, Rumbia, Seputih Banyak, Seputih Surabaya, Way Pengubuan, Bandar Mataram, Pubian, Anak Tuha, Bumi Nabung, Bandar Surabaya dan Selagai Lingga.
a�?Ada sembilan kebuayan di Lampung Tengah yang masing-masing mempunyai punya balai adat untuk pengembangan kesenian. Tahun ini Pemkab telah anggarkan Rp 11,5 miliar untuk rehab 34 balai adat. Saya minta anggaran ini dimanfaatkan sebaik mungkin, sehingga pelestarian budaya berjalan maksimal,a�? ujarnya.
Dia memaparkan, sembilan kebuayan tersebut yakni Nunyai,A� Unyie,A� Subing, Nuban, Beliuk, Selagai, Anak Tuha,A� Nyerupo dan Pubian.
A�a�?Pelestarian budaya tidak hanya berbicara even atau kegiatan, tetapi juga pengembangan sarana dan prasarana. Balai-balai adat kami perbaiki, selain itu menyalurkan bantuan alat musik tradisional untuk sanggar-sanggar kesenian. Tahun ini Pemkab juga membangun simbol-simbol kebudayaan yang ada di Lampung Tengah, mulai dari tugu sembilan gajah, tugu canang, pepadun, gajah berantai dan lainnya,a�? kata Mustafa.
Dia berharap keberadaan balai adat tidak hanya digunakan untuk pengembangan kesenian, namun juga pelaksanaan kegiatan lainnya yang menunjang pelestarian budaya dan kebersamaan masyarakat.
Muhtaridi mengatakan, renovasi gedung sesat Agung Mergo Unyie telah menghabiskan dana Rp900 juta menggunakan dana bantuan dari pemerintah daerah Lamteng.
Balai adat tersebut lebih menonjolkan ornamen-ornamen khas Lampung. Seperti warna merah, kuning dan putih yang terletak di atas talam, tiga warna tersebut melambangkan kanduk teluh, yang artinya bagi para penyimbang yang sudah memiliki kedudukan maka istrinya memakai kanduk teluh tersebut. (***)