Faktualmedia.co
Pesawaran – FAKTUAL – Hartoko salah satu petani warga Desa Padang Ratu Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran mengeluhkan hasil panen timunya yang tidak laku akibat adanya penyakit Pirus covit 19, sehingga semua pasar sepi, berujung hasil panenan timunya tidak ada yang mau beli, ” keluh Hartoko saat ditemui di lokasi kebunnya, Minggu 12/4-2020
Kepada wartawan Faktual Hartoko menyampaikan keluhanya, karna hasil panenan timunya tidak ada yang mau beli. Sedangkan tanaman timun saya apabila sampai selesai bisa menghasilkan sampai 20 an Ton. Yang baru terjual cuma kurang lebih 3 ton, itupun harganya rata rata cuma Rp 750;/kg. Dengan harga tersebut jangankan mau dapat untung, lagi buat upah nyangkulnyapun gak cukup, apalagi mau mulangin modalnya mas, ” ungkapnya sambil kesedihan ”
Saya tanam timun tersebut lanjutnya, karna sawah tersebut tidak bisa ditanami padi, karna airnya tidak ada, akibat bendungan jebol sudah puluhan Tahun. Saya selaku ketua Kelompok Tani (Poktan) subur 2 sudah mengusulkan tiap tahun ke Pemda pesawaran, untuk pembangunan bendungan yang jebol, namun hingga sekarang tidak pernah terealisasi. Kami setiap tahun iuran dan gotong royong, namun karna tidak di beton setiap musim hujan jebol lagi, akhirnya kami bosan dan tidak kuat lagi untuk melakukan iyuran. Sawah yang kekeringan akibat bendungan yang jebol, lebih kurang 40 an Hetar mas ?. . Apalagi sekarang ada penambang Batu ilegal, maka aliran sungai tambah dalam, seharusnya pemerintah segera menghentikan penambang batu tersebut, karna yang akan menerima dampaknya pera petani sawah, ” tambahnya Hartoko juga sebagai ketua Poktan Subur 2 ”
Kami berharap pemerintah bisa membantu kami, karna saya tidak mungkin mau tinggal diam dirumah, sedangkan saya harus menghidupi satu istri dan tiga orang anak, kalau saya harus mengikuti anjuran pemerintah untuk tinggal dirumah, bagaimana dengan kehidupan keluarga saya. dengan tidak lakunya hasil panen timun saya, maka kerugian saya puluhan juta, sedangkan itu modal utang semua mas.
Hartoko juga sangat berharap kepada pemerintah agar bisa memikirkan nasip para petani, saya tidak mungkin hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah semata, sudah pasti tidaklah cukup. Sedangkan dengan adanya dampak Covid 19 kami belum ada bantuan sama sekali, sedangkan para petani yang mengalami senasip dengan saya masih banyak yang lain, ” ungkasnya ” (RIN