Faktualmedia.co
BANDARLAMPUNG faktual media.co-Program “Lampung Terang” yang dicanangkan Gubernur Muhammad Ridho Ficardo pada 2019, disinyalir akan makin cepat dengan banyaknya program di tahu 2019 dimajukan tahun ini. Selain itu, melihat kinerja PT PLN Distribusi Lampung dan dukungan Pemerintah yang terus mempercepat program tersebut. Terakhir, PLN berhasil menembus kepulauan Pahawang untuk menerangi Lampung. Gubernur mengapresiasi berbagai langkah yang dilakukan PLN, sebab menjadi babak awal pembukaan jaringan listrik di daerah kepulauan. “Sinergi antara program Indonesia Terang dan Lampung Terang terlihat di sini. Karena ke depan Pemerintah akan membangun jaringan listrik di bawah laut,” ujar Ridho (Sabtu (2/12/2017). Bagi Pemprov, tentu saja percepatan Lampung Terang membawa dampak kesejahteraan masyarakat karena listrik merupakan kebutuhan yang vital. “Apalagi listrik ini dimanfaatkan untuk kemajuan pariwisata. Selain masyarakat di sekitar kawasan wisata mendapatkan penerangan, para wisatawan pun dapat memanfaatkan listrik tersebut,” tambah Ridho.
Pulau Pahawang tergolong beruntung karena selain Gubernur, perhatian pengembangannya juga diberikan Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona. Bahkan, Dendy mengimbau masyarakatnya yang ada di Pulau Pahawang dapat memanfaatkan litsrik itu. “Saya nantinya tidak mau dengar kalau nanti ada gejolak soal pembangunan jaringan listrik di sini. Sebab ini bukan proyek tapi program, makanya kalau ada sedikit lahan yang terpakai untuk tiang listrik atau lainnya, ya kita legowo soalnya kan ini untuk masyarakat juga,” imbaunya. Selama ini, untuk penerangan, masyarakat menggunakan genset baik perorangan maupun kelompok. Dengan adanya jaringan listrik, Dendi berharap dukungan masyarakat pulau. Masyarakat juga tak perlu khawatir karena tarif yang diberlakukan PLN sama antara daerah akwasan laut maupun darat.
Percepatan Lampung Terang juga didukung surplus energi daya listrik di Lampung sebesar 20 persen pada 2018. Surplus daya listrik tersebut sangat mendukung percepatan Lampung Terang. Dalam catatan Pemprov, pada Mei lalu, hanya sekitar 16 persen daerah yang belum teraliri listrik.
Namun ini sudah diantisipasi dengan surplus energi daya listrik.
Jaringan Bawah Laut
General Manager wilayah distribusi Lampung Jelita Indah, mengatakan, pada tahap awal, pihaknya memang menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Pahawang. “Ini memang merupakan salah satu program pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Pusat yang menginginkan adanya listrik pada daerah kepulauan. Dan ini memang tahap awal kita alihkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ke tenaga Diesel,” ujar Jelita. Saat ini PLN menembatkan PLTD dengan daya 150 KVA. Ke depan PLN akan terus berupaya untuk merealisasikan Indonesia terang yang menjangkau daerah kepulauan terluar. “Sebenarnya ini sementara, sebab ini nantinya kita juga akan bangun jaringan listrik bawah laut untuk mengakomodir kebutuhan listrik pulau Pahawang,” tambahnya. Pulau Pahawang merupakan salah satu daerah prioritas pembangunan infrastruktur, khususnya pada sektor listrik. “Sebenarnya rencananya program ini akan kita mulai pada tahun 2018, tapi ini kita percepat pada tahun 2017 dan PLTD ini nantinya juga akan mengakomodir kebutuhan listrik untuk 400 KK di Pulau Pahawang,” terangnya.
Di tempat terpisah, Deputi Manager Bidang Hukum dan Humas PLN Distribusi Lampung, Hendri, kepada media massa, mengatakan Pulau Pahawang memerlukan listrik karena makin banyak wisatawan menginap dan angka kunjungan wisata meningkat. Oleh sebab itu, untuk mendukung keberhasilan program pariwisata Gubernur Ridho, PLN memakai dua PLTD di Pahawang, yang masing-masing berkekuatan 100 kw dan 50 kw. Kedua genset tersebut dibawa ke Pulau Pahawang bersama tiang beton yang akan menyalurkan listrik ke rumah warga. Menurut Hendri, hingga kini ratusan warga terdaftar sebagai pelanggan.
Umumnya, warga memasang listrik dengan daya 900 dan 1.300 watt. Mengenai tarif, Hendri mengatakan sama dengan di darat. “Tarifnya sama, tak ada beda dengan di darat,” kata Hendri.
(Hms)