Tim Percepatan Cetak Sawah Tinjau Lokasi di Pringsewu

2,043

PRINGSEWU, FAKTUAL – Tim Percepatan cetak sawah tahun 2017 dari Markas Besar (Mabes)A� TNI dan Kementerian Pertanian (Kementan) RI meninjau lokasi cetak sawah seluas 110 hektare,A� di Dusun IV, eksA� rawa Tunggulsari, Pekon Parerejoa�Z, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, Kamis (9/11).

Tim Peninjauan dipimpin Brigjed TNI FX.Bangun Pratiknyo dari Mabes TNI AD didampingi Kolonel.Czi. I Wayan Aditya dan Kolonel.Czi.Manofarianto serta dari Kementan RI, Yulia.

Rombongan disambut a�ZKasiter Korem 043A� Gatam Letkol.Inf.Sipayung, Dandim 0424 Tanggamus Letkol.Arh. Anang Hasto Utomo danA� Dinas Pertanian Provinsi LampungA� Indriatmoko dan Asnawati, Maryanto selaku Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Pringsewu, Camat Gadingrejo Dewanto Dwi Utomo, Danramil se-Kabupaten Pringsewu serta Kepala Pekon Parerejo, Hari Rohim.

Rombongan langsung menuju lokasi persawahan yang dijadikan program percepatana�Z cetak sawah seluas 110 hektare yang ada di Dusun IV eks rawa Tunggulsari dengan mengendarai sepeda motor.

Usai meninjau, rombongan kembali ke Balai Pekon Parerejo, guna berdialog dengan sejumlah kelompokA� tani (Poktan) penggarap dan pengelola sawah tersebut.

Brigjend TNI FX.Bangun Pratiknyo selaku ketua tim menuturkan,tujuan meninjau lokasi cetak sawah yakni dalam rangka melihat program cetak sawah tahun 2017 secara langsung disamping itu mengevaluasi dan mengupayakan bagaimana pola peningkatkan swasembada pangan beras, ujarnya.

Menurutnya, program cetak sawah sangat positif karena menggarap lahan sawah pada lahan yang dinilaiA� tidak produktif tetapi dengan pola-pola tertentu ternyataA� bisa diatasi. “Seperti pengelolaan lahan, mengatur keluar masuknya air. Jika banyak tanggul yang jebol karena banjir dan pintu air pada rusak maka mariA� bersama-sama kita perbaiki,”kata dia.

Selain itu, Brigjend.TNI.FX.Bangun Pratiknyo juga menghimbau kepada pengelola lahan cetak sawah yang baru, harus selalu mengkomunikasikan jika ada permasalahan dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

“Kami juga sudah menyiapkan Babinsa disetiap pekon guna membantu para petani,” ujarnya.

Sementara , Indriatmoko dari Dinas Pertanian Provinsi Lampung bahwa cetak sawah baru tersebut akan menjadi sawah seperti sawah lama setidaknya butuh waktu 3 hingga 4 tahun.”Tetapi harus perlu perawatan yang intensif. Disamping itu jangan coba-coba cetak sawah baru itu dialih fungsikan,” katanya.

Diharapkan para petani cetak sawah baru itu jangan malas-malasan, tetapA� serius mengolah lahan sawahnya agar menghasilkan yang maksimal sesuai harapan demi kesejahteraan masyarakat. “Sebab negara kita adalah agraris, maka jangan sampai tergantung impor beras dari luar negeri,”a�Z kata dia.

a�ZDi sisi lain, Kabid Sarana dan PrasaranaA� Dinas Pertanian Pringsewu Maryanto menuturkan, untuk cetak sawah di Kabupaten Pringsewu ada 150 hektare, berada di Pekon Parerejo 110 hektare, dan 40 hektare di Pekon Ambarawa Timur Kecamatan Ambarawa. Diharapkan nantinya bisa ditanam dua kali dalam setahun.

“Selama ini baru bisa ditanam sekali dalam setahun, mudah-mudahan kedepan bisa dua kali tanam dalam setahun,” kata dia.

Hal itu penyebabnya, setiap musim tanam rendeng, lokasi cetak sawah baru itu pasti terendah banjir dari luapan air sungai baik dari Kabupaten Pringsewu maupun dari Pesawaran.”Maka terus kita kaji dan kelola bagaimana cara mengatasi banjir tersebut,” ujarnya.

Maryanto menambahkan, pada cetak sawah baru itu jika ditanam padi dalam 1 hektare baru bisa menghasilkan 4 sampai 5 ton. “Mudah-mudahan pada 3 hingga 4 tahun ke depan hasilnya bisa sama dengan sawah-sawah yang lama,” katanya. (PRI)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.