Berperilaku Aneh, Wulandari Dipasung

978

Pringsewu, FAKTUALmedia.co-Wulandari (10) anak pasangan Suparman (63) dan Bonirah, warga RT2, Dusun 2, Pekon Sukoharjo 2, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, kehilangan masa bermainnya dan hidup terasing. Betapa tidak, dia harus dipasung menggunakan rantai karena diduga kerap berperilaku membahayakan orang lain.

Suparman dan keluarganya menempati rumah tak layak huni berlantaikan tanah. Dan sebagai pekerja serabutan serta keterbatasan biaya, dia tidak bisa membawa Wulandari ke rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut.

Menurut Suparman, Wulandari anak ke lima dari istri keduanya Bonirah yang bekerja sebagai tukang pijit panggilan .

“Wulandari anak kelima dan dirawat saudaranya sejak baru lahir. Saat usianya baru satu hari,a�? katanya, Rabu (6/12).

Dia mengatakan, dari umur satu hari, Wulandari diambil dan dirawat saudaranya, Tumini dan Abud, warga Pekon Sukamulya, Kabupaten Pringsewu.

“Setelah Abud meninggal Wulandari dibawa sama Tumini ke Jakarta, namun dua tahun ini tinggal kembali bersama kami,a�?ucapnya.

Menurutnya, selama ini Wulandari sering berperilaku membahayakan warga, menghidupkan kompor tetangga lalu ditinggal pergi. Warga meminta Wulandari dipasung dengan rantai .

“Karena sering menghidupkan kompor tetangga , terpaksa kami memasung dengan rantai . Awal dirantai dia menangis. Sudah ada bulan ini dirantai, terutama saat kami pergi kerja,” katanya.

Tim LK3 Dinas Sosial Pringsewu didampingi jajaran Polsek Sukoharjo, Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu, Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Pringsewu, PSM Sukoharjo melakukan Home Visit Penjangkauan sebagai tindak lanjut kunjungan terdahulu, dengan tujuan melakukan observasi psikologis.

Menurut Psikolog Nur Hayati,dari hasil observasinya diambil kesimpulan sementara, klien mengalami tekanan secara psikologis karena beberapa faktor, pola asuh dan speech delay. Pola asuh yang salah dapat mengakibatkan tekanan psikologis bagi si anak sebagaimana keterangan orang tua anak yang mengatakan awalnya W sering sekali dikurung di dalam kamar saat ibu asuhnya pergi bekerja.

Dengan dikurung menyebabkan anak tidak dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya, tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk bermain, sehingga perkembangannya pun mengalami hambatan dan mengakibatkan speach delay.

Dari hasil penjangkauan / kunjungan diperoleh informasi, Wsering mengeluh sakit kepala di bagian belakang .Hal ini tentunya memerlukan pemeriksaan medis dari dokter spesialis yang berkompoten.

“Akan kami bicarakan terlebih dahulu dengan tim untuk masalah ini,” kata Nur Hayati.

Sedangkan untuk pemulihan psikologisnya akan dilakukan pengunjungan rutin dalam setiap minggunya ,baru kemudian dilakukan terapi ,”speech delay,” katanya.

Melihat kondisi tersebut diambil langkah untuk segera dilakukan penyesuaian berkas adiministrasi kependudukan keluarga tersebut ,mengingat nama W tidak masuk dalam daftar kartu keluarga (KK) orang tua kandung, tetapi masuk dalam KK orang tua asuhnya. Hal ini perlu dilakukan menyangkut keanggotaan untuk memperoleh fasilitas layanan kesehatan melalui BPJS/KIS . (PRI)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.