Kecam Kekerasan Terhadap Wartawan, Insan Pers Pagaralam Gelar Aksi Pasang Pita Putih

674

PAGARALAM – Aksi penolakan dan pengecaman kekerasan terhadap jurnalis Tempo Nurhadi terus berlangsung. Setelah turun ke jalan, perwakilan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang bersama insan Pers yang ada di Kota Pagaralam mengkampanyekan pemakaiana pita putih sebagai simbol gerakan.

Aksi pemasangan pita putih ini merupakan solidaritas insan pers baik yang ada diibu kota sampai ke daerah. Hal ini bentuk penolakan akan perlakuan kekerasan terhadap insan pers yang masih sering terjadi di Indonesia saat ini.

Aksi ini didukung oleh semua insan pers yang ada di Kota Pagaralam dengan ikut memasang pita putih dilengan mereka sebagai bentuk dukungan atas aksi tersebut.

Perwakilan anggota AJI Kota Pagaralam, Delta Handoko didampingi sejumlah awak media di Pagaralam mengatakan, pihaknya mengutuk keras semua aksi kekerasan dan intimidasi terhadap wartawan yang masih terjadi di Indonesia saat ini.

“Kami mengutuk keras aksi kekerasan terhadap wartawan yang masih terus terjadi di Indonesia,” ujarnya.

Pihaknya juga menegaskan aksi pita putih ini sebagai simbol penolakan atas agresi, penghalangan, pemaksaan, kekerasan dan kekejaman atas kerja jurnalis.

“Wartawan bukan orang yang harus didibenci sampai dilakukan kekerasan kepada isan pers ini. Kami hanya menyajikan informasi yang sesuai dengan fakta dilapangan dan menyajikannya secara berimbang,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua AJI Palembang Prawira Negara mengungkapkan, gerakan ini berlangsung selama satu minggu ke depan sejak hari ini, Senin (5/4). Anggota AJI Palembang yang bekerja di lapangan maupun di kantor wajib mengenakan pita putih di lengan.

“Selama sepekan, kami kenakan pita putih sebagai simbol gerakan,” ungkap Prawira.

Dia menjelaskan, gerakan ini merupakan lanjutan aksi damai simpatik dan penggalangan solidaritas sesama jurnalis terhadap Nurhadi di Bundaran Air Mancur Palembang, Kamis (1/4) lalu. AJI Palembang merasa perlu melakukan rangkaian kegiatan kampanye agar tuntutan terus disuarakan dan tak berhenti.

“AJI Palembang percaya ada berbagai macam bentuk aksi yang dipilih mulai dari kampanye di media sosial, daring maupun lewat aksi massa. Tapi tetap harus dikedepankan utamanya memberikan pemahaman segenap orang dalam hal ini sumber berita yang sering bersentuhan dengan kerja-kerja jurnalistik,” kata dia.

Dia berharap, gerakan serupa dapat direspon oleh seluruh komunitas jurnalis di Sumsel dan Indonesia. Bahkan, narasumber, penegak hukum, dan masyarakat dapat mengenakan pita putih sebagai bentuk dukungan kebebasan pers.

“Untuk tahap awal, kami siapkan ratusan potong pita putih bagi anggota AJI dan dapat dibagi ke siapapun yang memiliki sikap yang sama,” kata dia.

Selain memakai pita putih saat kerja-kerja jurnalistik, kampanye juga dilanjutkan dengan aksi daring di media sosial dengan memposting foto di media sosial saat mengenakan pita putih dengan tagar, (man)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.