Lasmanawati pulang jadi TKI sukses usaha terapi

1,014

Mataram Baru : Berjuang demi mengais nafkah berbalut penderitaan di negara orang, itulah yang terkadang dialami tenaga Kerja Indonesia ( TKI) para pilar penyokong devisa negara. Beberapa diantaranya berhasil dan mengembangkan usaha saat kembali ke kampung halaman, namun ada juga yang mengalami nasib sebaliknya.

Lasmanawati (45) Warga Desa Lebung, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur, adalah salah satu contoh TKI yang berhasil. 10 tahun di Jeddah dan Minah, Arab Saudi, wanita ini mencoba peruntungan dengan terapis tradisional dengan menggunakan semacam alat listrik.

” Berbekal modal hasil dari kerja di Arab akhirnya saya memutuskan pulang kampung. Profesi ini tidak selama nya akan menjadi pekerjaan tetap, jadi ada batasan umur, ” kata Lasmanawati kepada Tim Media Jaringan Arinal Berkarya (JAYA), Sabtu 30 September 2017.

Apa yang didapatkan dirinya di Arab itu okeh Lasmanawati dijadikan modal untuk mengembangkan usaha di Desa Lebung. Sebagai Terapis listrik , Lasmanawati sudah banyak menyembuhkan para pasien nya, mulai dari anak muda sampai lanjut usia.

” Metode pengobatan nya sangat mudah, pasien kita baringkan di tempat tidur dan dialiri alat yang mengandung listrik, ” ” kata dia.

Bergelut selama 7 tahun, membuat Lasmanawati mantab dengan usaha nya tersebut. Profesi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya ini justru membuat dirinya banyak dikenal orang.

“Pasien saya datang dari berbagai penjuru Lampung, mungkin beberapa pasien yang datang memberitahu kepada warga lainnya sehingga pada datang kesini, ” ujarnya.

Lasmanawati juga mengungkapkan, sejumlah wilayah di Lampung Timur merupakan kampung nya Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Bagi mereka (TKI) yang sukses, tentunya bukan perkara yang sulit untuk memulai suatu usaha, namun bagi yang kurang beruntung, hal itu memerlukan perhatian pemerintah.

“Kasihan sama mereka yang tidak ada modal dan tidak beruntung semasa bekerja di luar negeri. Ini perlu upaya dan campur tangan pemerintah, jangan dibiarkan warga menderita hanya karena mereka pulang membawa kegagalan,” kata dia.

Jika ada asumsi bahwa menjadi TKI itu enak, kata Lasmanawati, mungkin benar, karena bayaran di luar negeri sangat menggiurkan. Namun ada faktor non teknis yang membuat hasil yang didapatkan para TKI justru membuat hudup mereka berbanding terbalik dari situasi yang sesungguhnya.

Bekerja menjadi TKI menurut Lasmanawati ibarat terperangkap di tengah situasi perang. Perang dalam hal ini yakni perang melawan ketertinggalan di negeri sendiri.

“Saya sebagai mantan TKI dan kawan kawan kainnya ini mengadu nasib di negeri orang untuk memperbaiki perekonomian keluarga kami. Hasil yang kami dapat memang menggiurkan, namun siapa yang bisa menebak dibalik apa yang kami dapatkan ada hal yang sangat mengenaskan dan susah utuk diungkapkan ke publik, ” tutup Lasmanawati. (rls)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.