Faktualmedia.co
Bandarlampung, FAKTUAL – Bupati Lampung Tengah, Mustafa mengisi kuliah umum sekira 300 mahasiswa Bidikmisi Universitas Lampung (Unila), di Gedung E Fakultas Hukum, Minggu (15/10).
Mustafa berbagi ilmu terkait kepemimpinan (leadership ). Sebagai almuni yang aktif berorganisasi dan kini menjabat bupati Lampung Tengah, dia memaparkan konsep dan pengalamannya sebagai seorang leader.
“Leader dan bos adalah dua hal yang berbeda. Bos memerintah, leader merangkul. Bos berkata saya, leader berkata kita. Dalam berorganisasi pemimpin yang baik selalu mengupayakan pendekatan leadership, mendengar dan terjun langsung,” ujarnya.
Mengusung program kampung entrepreneur creative (KECe), Mustafa identik dengan sebutan bupati KECe.
yakni program unggulan dalam rangka mengurangi pengangguran di Lampung Tengah khususnya di kalangan pemuda.
a�?Program KECe adalah regulasi saya dalam menggerakan pemuda agar menjadi entrepreneur.A� Saya menyadari pengangguran berbanding lurus dengan kriminalitas. Tak hanya menggiatkan program ronda, untuk meningkatkan keamanan saya upayakan agar pemudanya juga mandiri, tidak menganggiur,” katanya.
Melalui program KECe, Mustafa yang merupakan alumni Fakultas Teknik Unila ingin menggelorakan semangat berwirausaha di kalangan pemuda, khususnya di Lampung Tengah. Pemuda diharapkan tidak lagi berorientasi mencari pekerjaan, tetapi menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
a�?Melalui program KECe kita gerakkan ekonomi kerakyatan. Kita anggarkan untuk pemberdayaan pemuda. Kita latih mereka, bekali skill dan bantuan alat. Harapannya mereka bisa mandiri dan fokus berwirausaha,a�? katanya.
Bahkan pihaknya telah menggandeng sejumlah perusahaan untuk melatih dan memfasilitasi UMKM dan KWT dalam membuat kemasan (packaging) yang menarik. Kini sudah ada 1.400 produk KECe yang telah dilaunching. Dan jumlah ini akan terus ditingkatkan dan kemudian dipasarkan secara luas.
Lahir dari keluarga sederhana, kepada mahasiswa adik-adik tingkatnya Mustafa mengajak agar mahasiswa Bidikmisi Unila agar tidak pantang menyerah dalam mengapai cita-cita.
“Menggantungkan biaya kuliah pada beasiswa, saya minta mahasiswa Bidikmisi agar tidak minder. Sebaliknya mahasiswa Bidikmisi harus mampu menunjukan powernya. Pemuda ada benteng integritas, harus kita buktikan bahwa alumni Unila adalah alumni-alumni yang berkualitas,” katanya.(*)